Selasa, 31 Maret 2009

Don't Give Up!

Adversity Quotient
Kecerdasan menghadapi dan mengatasi kesulitan

Tersenyumlah dan bergembiralah pada segala karunia hari ini. Tidakkah matahari masih bersinar?Tidakkah burung-burung masih berkicau?Tidakkah kita masih bebas menikmati segala rahmat di alam ini?Sobat, pernahkah Anda merasa hidup begitu menakutkan? Hidup begitu tak menyisakan apa-apa selain rasa cemas yang berlebihan terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi? Uang tinggal sedikit, sementara penghasilan tidak menentu? Kesulitan datang bertubi-tubi mendera jiwa Anda. Pernakah Anda mengalami ini?Itulah yang disebut adversitas ( kesulitan ) yang sangat akrab dengan hidup! Semakin tinggi tingkat kesulitan yang sedang kita hadapi, semakin besar pelajaran yang bisa dicermati.
Allah Berfirman dalam Alqur’an surat Asy-syrah ayat 5 :“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Sobat, yang perlu kita lakukan hanyalah satu, perkuat daya juang anda! Teruslah melangkah menuruti hati sanubari yang paling dalam, selama tidak berdosa dan tidak Haram teruslah bergerak. Tetapkan jiwa anda untuk selalu focus pada berkah dan kemuliaan hidup. Ingatlah sobat, pasti masih banyak rahmat yang patut kita syukuri.Dikisahkan ada seorang pemuda yang masih sehat dan gagah tetapi setiap hari pekerjaannya senantiasa mengeluh dan mengeluh dalam menjalani kehidupan ini. Kegagalan demi kegagalan telah bertubi-tubi mendera dirinya. Suatu hari ketika dia terus mendumel dengan keluhannya. Dia ketemu seorang kakek tua yang buntung kedua tangannya tapi si kakek tetap bekerja mencari nafkah dengan penuh riang gembira dan menikmati kehidupannya dengan penuh rasa syukur. Mendengar si pemuda yang terus mengeluh, si kakek bertanya, “ Wahai Engkau Pemuda, kalau misalnya ada orang minta satu tanganmu, dan engkau dikasih 1 milyar. Apakah engkau berikan?” . “Tentu Tidak, Kek”. Kemudian si Kakek melanjutkan pertanyaannya, “ Kalau ditambah lagi 1 milyar tapi kedua tanganmu diambil jadi 2 Milyar. Kamu Kasihkan apa tidak?” Tidak sahut pemuda tersebut. “ Kalau ditambah lagi semuanya jadi 10 milyar tapi kedua tangan, kedua kaki, dan kedua mata dan telingamu diambil. Engkau berikan apa tidak? “ Ya Pasti. Tidak. Apa saya gila?. “ Lha . wahai pemuda coba berpikirlah dan renungkan ternyata kau masih punya segalanya. Bandingkan dengan saya yang tidak punya kedua lengan. Maka bersyukurlah! Janganlah Putus Asa!.” Kata si Kakek sambil berlalu dan melanjutkan pekerjaannya jual Koran. Pemuda tadi terbengong dan sadar akan modal yang berharga yang telah diberikan oleh Allah Swt. Sejak saat itu ia tidak lagi mengeluh dan keluh kesah setiap mau putus asa, dia ingat nasehat si kakek buntung.Sobat, mari kita tanyakan pada jiwa dan pikiran kita.• Apakah kita masih bebas menghirup oksigen?• Apakah kita masih bisa melihat?• Apakah kita masih bisa mendengar?• Apakah kita masih bisa membaca?• Apakah kita masih bisa berjalan?• Apakah kita masih bisa tersenyun?• Apakah kita masih sehat?• Apakah kita masih bisa makan?• Apakah kita masih memiliki seseorang yang kita cintai?Sobat, apabila sebagian besar jawaban di atas adalah YA dan Ya dan Ya Ya Yaaa. Maka Selamat dan bersyukurlah karena masih banyak yang lain tak seberuntung kita.Tersenyumlah dan bergembiralah sobat pada segala karunia hari ini. Inilah inti dari sebuah kecerdasan mengungguli rintangan hidup. Sebuah kebulatan tekad dan hati untuk terus-menerus mendaki, meski kedua tapak kaki bak tersayat duri dan belati yang tajam.Menurut istilahnya Dr. Paul G. Stoltz jadilah orang bertype Climber yaitu sekelompok orang yang seumur hidupnya melakukan pendakian. Pendakian itu adalah perbaikan diri dan hidup yang terus-menerus. Kelompok ini selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan umur.kesehatan, jenis kelamin ,dll sebagai penghambat pendakian.Menyambut tantangan yang disodorkan, merasa sangat yakin pada sesuatu yang besar daripada diri mereka, yakin bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana, mereka terus bekerja smart pada kehidupannya.Sobat, kita mengalami kesulitan? Sekali lagi, bersyukurlah! Itu berarti kita diberi kesempatan untuk mengasah kembali kepekaan, ketajaman, dan kecerdasan kita. Bukankah kita telah memiliki the power of survival dan bisa survive sampai saat ini, salah satunya disebabkan karena kita telah banyak menghadapi tantangan hidup di masa lalu? Terimalah segala corak hidup yang datang menghampiri kita dengan penuh keikhlasan. Berbahagialah! Hidup adalah masalah pilihan. Apa pun yang terjadi di luar diri kita tidak akan melunturkan semangat juang dan daya tahan kita, asal kita mampu memaknainya secara tepat. Dan kita mampu melihatnya dari perspektif yang benar dan mencerahkan. “ You can coplain because roses have thorns, or you can rejoice because thorns have roses.” ( Anda bisa mengeluh karena mawar ada durinya, atau Anda bisa bergembira karena duri ada mawarnya.).Tetap semangat! Tegapkan badan! Tatap hidup dengan penuh arti. Setiap gelap pasti berakhir.karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Don’t Give Up !!!(Spiritual Motivator- N.Faqih Syarif H, www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar